Tarhib Ramadhan 1437 H TK Islam Permata Cendekia



Sukatani (4/6) - TK Islam Permata Cendekia mengadakan pawai tarhib ramadhan 1437 H, dilanjutkan akhirussanah TA 2015/2016. Kegiatan tarhib dimaksudkan untuk mengenalkan kepada anak-anak tentang pentingnya dan indahnya bulan puasa. Bulan yang penuh ampunan, bulan yang penuh berkah dan kemuliaan. Anak-anak diajak untuk memahami keutamaan puasa dan amalan lainnya di bulan puasa. Bahkan menyambutnya dengan suka cita akan diharamkan seorang muslim mencium api neraka.
“Siapa saja merasa senang dengan masuknya bulan Ramadlan, maka Allah mengharamkan jasadnya dari api Neraka”.
Begitulah bunyi redaksi haditsnya dan kita sebagai umat Islam wajib percaya kepada sabda baginda Rasulillah SAW.
“Betulkah jika kita merasa senang, gembira dengan datangnya bulan Ramadlan Allah akan mengharamkan jasad kita tersentuh api neraka?”, inilah pertanyaan berikutnya yang muncul. Jawabnya, ya…pasti. Karena begitulah janji Allah yang disampaikan melalui lisan Rasul-Nya.
Pertanyaan selanjutnya, “Gampang amat untuk tidak masuk neraka ?”. Jawabnya, pasti bagi Allah apapun sangat mudah. Namun, tentunya tidak semudah itu dipandang dari sisi manusia, karena pasti ada persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhinya.
Sebuah produk dalam iklannya menawarkan hadiah mobil bagi pembeli produknya. Artinya, bagi siapapun yang membeli produknya akan berpeluang mendapatkan hadiah mobil tersebut. Sebaliknya, tidak akan pernah mendapatkan hadiah mobil tersebut bagi orang yang tidak pernah membeli produknya. Bahkan, bagi pembeli produkpun meski memiliki peluang untuk mendapat hadiah mobil tetapi pasti tidak akan semua mendapatkannya. Hanya pembeli yang memenuhi persyaratan-persyaratan saja yang akan benar-benar menerima hadiah mobil tersebut.
Bisa dianalogkan dengan kasus di atas adalah pernyataan Rasulullah SAW yang akan memberi hadiah  TIDAK TERSENTUH API NERAKA bagi orang yang MERASA SENANG DATANGNYA BULAN RAMADLAN. Sehingga dapat ditarik kesimpulan :
Bagi setiap orang yang tidak merasa senang dengan datangnya bulan Ramadlan, sama sekali tidak akan mendapatkan hadiah terbebas dari api neraka.
Bagi setiap orang yang merasa senang dengan kedatangan bulan Ramadlan, semuanya berpeluang untuk mendapatkan hadiah terbebas dari api neraka.
Bagi mereka yang berpeluang mendapatkan “hadiah” tersebut tidak akan semuanya mendapatkannya, hanya mereka yang memenuhi persyaratan saja yang akan mendapatkannya.
Berbagai alasan tentunya orang merasa senang dengan datangnya bulan Ramadlan. Anak-anak senang dengan datangnya bulan Ramadlan karena akan mendapatkan baju baru, dibelikan petasan, kembang api dan lain-lain. Pedagang petasan senang dengan datangnya bulan Ramadlan karena dagangannya akan lebih banyak terjual. Demikian pula pedagang pakaian, makanan, mainan dan lain-lain, bahkan tidak ketinggalan para penjual jasa. Semuanya akan merasa senang dengan datangnya bulan Ramadlan.
Tetapi bukan itu tentunya yang dimaksud dengan kata “senang” dalam hadits di atas, melainkan senang dalamkategori sebagai berikut:

Pertama, merasa senang karena telah dipanjangkan umur dan dipertemukan dengan bulan Ramadlan ini, sehingga perasaan senagnya ini akan diwujudkan dalam bentuk bersyukur atas ni’mat yang telah Allah anugerahkan kepadanya. Bersyukur karena Allah telah memberinya dua ni’mat yang sangat diharapkannya, yakni ni’mat panjang umur dan ni’mat dipertemukannya dengan bulan Ramadlan yang penuh berkah dan ampunan Allah SAW.
Seorang pemulung akan sangat berterima kasih ketika diberi satu dus berisi cangkang aqua gelas, karena dia sangat membutuhkan cangkang aqua gelas itu untuk mendapatkan uang, sebagai sumber penghasilannya sehari-hari. Sementara yang lain tidak akan berterima kasih sebagaimana halnya pemulung tadi, tatkala diberi satu dus berisi cangkang aqua gelas karena tidak mengharapkannya.
Kedua, merasa senang karena dipertemukannya dengan bulan Ramadlan yang sangat ditunggu-tunggu dan dinantikan kedatangannya karena keyakinan bahwa Ramadlan adalah bulan yang dilebihkan oleh Allah dibandingkan bulan-bulan yang lain, dimana nilai ibadah pada bulan Ramadlan jauh lebih baik dari bulan-bulan yang lain.
قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ افْتَرَضَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ يُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَيُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (رواه احمد)
”Sesungguhnya telah datang Bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, dimana Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa, pada bulan itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu. Pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan”. (HR. Ahmad).
Dalam Hadits lain dijelaskan bahwa:
“Siapa saja yang melakukan amalan sunnah akan dilipatgandakan pahalanya, bagaikan melakukan kewajiban, yang melakukan amalan wajib pahalanya dilipatgandakan 70 (tujuh puluh) kali jika dibanding dengan amalan di luar Bulan Ramadhan, bahkan diamnya orang yang berpuasa pun, mendapatkan suatu pahala, sedang berdzikir dan beribadah akan lebih besar lagi pahalanya”.
.لو تعلم امتى ما فى رمضان لتمنوا أن تكون السنة كلها رمضان
Jika ummatku mengetahui nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, pasti mereka berkeinginan supaya semua bulan dalam setahun terdiri dari Bulan Ramadhan seluruhnya”.
Karena senangnya mendapatkan barang yang dia cari-cari, pemulung itu akan menjaganya dari kerusakan dan kehilangan dengan cara memasukannya ke dalam karung atau gerobak dorongnya, kemudian dicucinya jika kotor, dibersihkan, ditata dan sebagainya lalu dijualnya sehingga menghasilkan uang yang merupakan tujuan akhir dari pencariannya itu. Dan ini tidak akan dilakukan oleh orang yang tidak merasa senang dengan pemberian cangkang aqua gelas tersebut.
Demikian pula halnya, rasa senang yang timbul karena dipertemukan dengan Ramadlan yang penuh berkah ini harus diwujudkan dalam bentuk mempersiapkan segala ilmu yang berkaitan dengan puasa, zakat fitrah dan amal lain di bulan Ramadlan. Baik ilmu fiqih (sehingga bisa mengetahui sah dan batalnya amal yang dilakukan atau mengetahui apakah wajib, sunah, haram, makruh atau mubah hukum dari amal yang dilakukan), ilmu aqidah (untuk meluruskan i’tiqad dan tujuan ibadah kita) maupun akhlak (agar mengetahui mana yang sebaiknya dilakukan dan mana yang sebaiknya tidak dilakukan untuk kesempurnaan amal yang dilakukan).

Ketiga, rasa senangnya itu harus diwujudkan dengan cara memanfaatkan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin segala fasilitas yang Allah sediakan di bulan Ramadlan ini sehingga tujuan akhir dari semuanya itu, yakni agar menjadi orang-orang yang bertakwa dapat dipoerolehnya.