“Satu-satunya hal agar kejahatan bisa menang adalah orang baik tidak berbuat apa-apa”
(Edmund Burke)
Tidaklah sama orang-orang yang bergerak dan berjuang dengan orang-orang yang pasrah terhadap nasib. Beberapa orang enggan berbuat karena takut gagal dan menanggung resiko dari pilihan-pilihan hidup yang ada. Beberapa orang berani menembus belantara mengejar citanya walaupun kegagalan senantiasa menghantui. Kisah orang besar dan menyejarah tidaklah jauh dari rangkaian kegagalan dan terjerembab jatuh pada hal yang pahit, namun setelah itu akan ada rangkaian sukses pada penggal episodenya.
Jika merujuk pada salah satu pesan Ilahi yang terdapat pada beberapa penggal ayat-Nya ( Qs. Al-’araf 163-165) maka kita akan menemukan beberapa golongan manusia yang hidup di muka bumi ini, setidaknya akan ada 3 golongan. Pertama adalah golongan pendosa yang bahkan tidak tanggung-tanggung kesesatannya, karea dalam pesan tersebut golongan ini berani “menipu” Tuhannya. Kedua adalah golongan yang tidak berbuat dosa namun cenderung mencemooh orang-orang yang melarang orang berbuat Dosa. Ketiga adalah mereka yang tidak berbuat dosa dan mau peduli terhadap lingkungan sekitar bahkan mereka berusaha mengadakan perbaikan.
Pada pesan tersebut akhir cerita dari tiap golongan sangatlah berbeda, Golongan pendosa mendapatkan Rewardnya yaitu azab dan kenistaan Jahanam, Golongan Ketiga mendapatkan punishment-nya berupa kebahagian. Yang tidak disebutkan adalah Golongan kedua, golongan yang tidak berbuat dosa namun tidak mau mengadakan perbaikan, cenderung diam, statis dan opportunis mungkin ini yang terjadi di zaman sekarang ini. Yang pasti golongan ini tidak termasuk kedalam golongan yang diselamatkan dan bahagia walau belum pasti dia mendapat siksa, namu kecenderungannya adalah menuju golongan yang mendapat siksa. Bahkan beberapa ahli tafsir, mereka tidak disebutkan karena betapa tidak bergunanya mereka dimuka bumi ini.
Pada akhirnya kita akan temukan bahwa segala pilihan mengandung reward n Punishment-nya masing-masing. Itulah hidup, seni memilih satu diantara dua pilihan atau lebih dan hanya ada satu pilhan yang tepat, benar atau yang paling sesuai. Melihat kondisi zaman yang cenderung Destruktif dari segala bidang ini, kita tidak hanya membutuhkan orang baik namun orang-orang yang mau melakukan perbaikan. Orang-orang yang berpikir kecil dengan cara hidup untuk dirinya sendiri maka mereka akan mati sebagai jiwa yang kerdil, namun ketika orang mampu hidup untuk orang lain dan ikut bertanggung jawab menyelaraskan lingkungan dan memperbaikinya maka mereka akan mati sebagai orang yang berjiwa besar, begitulah risalah dari seorang Sayyid Quthb.
Laiknya pertandingan sepakbola, maka akan ada pemain yang digantikan. Setidaknya jika pemain lama cidera, tidak produktif, tidak mampu bekerja sama atau sudah lelah. Maka begitupun dengan kehidupan, mereka-mereka yang cidera semangatnya untuk berbuat, tidak produktif dalam kebermanfaatan, tidak mampu bertenggang rasa atau sudah lelah hidup maka tunggulah sang Sutradara akan menggantikan mereka dengan orang-orang yang jauh lebih sehat semangat berbaginya, berani hidup dan mampu bermanfaat, karena “Aku bermanfaat, maka aku ada”. Begitulah sampai kemudian peluit kehidupan ini ditiupkan.
Sahabat, mari kita menjadi bijak dalam menentukan pilihan. Lihatlah kehidupan orang-orang kemarin untuk kita pelajari dihari ini agar kita tidak terperosok pada penggal episode pahit yang sama.
Diambil dari : http://jeehad13.multiply.com/journal/item/31
Tidak ada komentar:
Posting Komentar